Belajar Mengenai Transfer Pemain dari Game Football Manager



Transfer pemain, proses perpindahan pemain dari satu klub ke klub lainnya merupakan suatu hal yang wajar dalam dunia sepak bola profesional. Proses ini biasanya melibatkan negosiasi yang rumit dan jumlah uang yang tidak sedikit. Meskipun hal ini merupakan suatu yang sangat wajar di sepak bola industri, di Indonesia sendiri hal ini merupakan sesuatu yang masih baru. Hal ini disebabkan tidak adanya sistem pengembangan pemain yang berkelanjutan sehingga klub lebih sering membeli pemain yang sudah jadi, dari pada mengembangkan pemain muda dari akademi.

Dalam satu pekan terakhir, publik dihebohkan dengan saga transfer seorang Bagus Kahfi, hal ini karena sang pemain diminati oleh FC Utrecht sedangkan statusnya pada saat itu masih menjadi pemain Barito Putra(Sisa kontrak satu tahun). Sempat terjadi kehebohan di publik ketika Barito Putra mengajukan opsi transfer fee atau buy back sedangkan FC Utrecht tidak bersedia memenuhi salah satu dari permintaan tersebut. Negosiasi antar klub yang cukup alot dan sang pemain yang meluapkan emosinya di media sosial pun ikut memancing publik untuk ramai ramai berkomentar. Lantas sebenarnya seperti apa sih transfer pemain itu? Mari kita belajar proses transfer pemain dari game Footbal Manager, eits jangan meremehkan dulu, sekalipun ini hanya sekedar game, akan tetapi tingkat kemiripannya dengan kondisi di dunia nyata sangat tinggi. Banyak sekali pelatih pelatih top dunia yang memanfaatkan game ini untuk belajar dan eksperimen taktik mereka, banyak juga klub yang memanfaatkan game ini untuk berburu pemain pemain muda potensial atau yang biasa disebut wonderkid. Kenapa demikian? Karena klub ini terhubung dengan puluhan ribu scout yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Demikian sekilas mengenai Football Manager, sekarang mari diskusikan kasus Bagus, 😁

Pertama, kita bahas mengenai minat FC Utrecht terhadap Bagus, ketika sebuah klub mendapat rekomendasi pemain dari seseorang, maka biasanya mereka akan meneliti dulu kelayakan pemain tersebut untuk bergabung dengan klub, ketika pemain tersebut dianggap layak barulah mereka mulai mendekati agen dari sang pemain. Akan tetapi ketika pemain berasal dari negara yang kultur sepak bolanya tidak terlalu kuat, biasanya klub akan keberatan untuk membayar biaya transfer, sebagai contoh saja, pemain potensial dari negara kuat seperti pantai gading saja, biasanya dihargai kurang dari 30.000 Euro. Kenapa demikian? karena ketertarikan mereka pada sang pemain, hanya berdasarkan pada potensi saja, bisa saja pemain berkembang, bisa jadi juga dia akan gagal berkembang, tentu saja klub akan mengalami kerugian apabila pemain gagal berkembang.

Kedua, mengenai curhatan Bagus, yang berbunyi "Janji, Janji, bla bla bla", dari unggahan ini, saya menyimpulkan bahwa Bagus belum mengerti antara janji lisan, dengan kontrak tertulis. Janji? ya betul janji, dalam urusan kontrak pemain juga ada yang namanya janji lisan. Memang hal ini jarang diminta oleh pemain, biasanya yang meminta janji ini adalah pemain potensial yang akan bergabung dengan klub yang biasa saja, Apa saja janji yang diminta pemain pada klub yang akan merekrut? Banyak macamnya, misal : Meminta klub memperbaiki lini pertahanan(Membeli bek berkualitas), meminta klub mengubah target, meminta klub menjadikan pemain tersebut sebagai kapten, meminta klub memberikan kenaikan gaji besar, sampai meminta klub mengizinkan pemain memperlakukan klub bersangkutan sebagai batu pijakan. Setelah klub menyetujui permintaan pemain, barulah pemain bersedia melanjutkan ke tahapan berikutnya, yaitu pembahasan kontrak. Kemudian untuk apa janji lisan? janji lisan memang tidak berkekuatan hukum, akan tetapi akan sangat berpengaruh pada reputasi manajemen klub dan juga moral pemain bersangkutan. Sebenarnya untuk mencegah hal tersbut, pemain atau agen dapat mengimplementasikan janji tersebut kedalam kontrak tertulis, misal : memasukkan biaya klausa minimum pelepasan apabila pemain diminati klub yang berkompetisi di Eropa, pemain atau agen bisa meminta hal ini dimasukkan ke kontrak dengan nilai nominal sekecil mungkin.

Ketiga, Klub pemilik pemain, dalam hal kontrak pemain, klub kecil memang sering dirugikan, pun demikian saat bermain di Football Manager dengan klub kecil, biasanya apabila pemain sudah diminati klub besar, meskipun sudah dipagari dengan klausa pelepasan yang besar, pemain akan tetap ngambek walau tawaran yang diajukan klub peminat sangat kecil(jika dibandingkan dengan klausa pelepasan). Memang ngambeknya pemain tidak akan berpengaruh pada kontrak, akan tetapi klub disini perlu memperhatikan sisa kontrak pemain bersangkutan apabila ada pemain ngambek karena masalah transfer. Kenapa demikian? Karena apabila sisa kontrak pemain masih panjang, misal 2 tahun ke atas, klub dapat mengabaikan ngambeknya sang pemain. Tapi apabila sisa kontrak tinggal satu tahun, tentu klub harus berpikir ulang untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Kenapa kerugian yang lebih besar? karena pemain yang sedang ngambek, dapat dipastikan tidak akan mau menambah masa kontrak, sehingga musim depan bisa dipastikan akan pergi karena kontrak sudah habis, otomatis klub tidak akan mendapat apa apa, dan pemain yang ngambek ada kemungkinan dapat mempengaruhi suasana di ruang ganti menjadi tidak kondusif. Dalam kasus Barito ini sebenarnya bisa sedikit diakali dengan menggunakan klausa tambahan dalam perjanjian transfer dengan Utrecht, Klausa tambahan seperti apa? Jadi, bisa saja barito memasang transfer fee sangat murah untuk Bagus, misal 1 Juta Rupiah, akan tetapi dapat menyisipkan klausa tambahan seperti 'bagi hasil keuntungan penjualan selanjutnya', katakanlah Barito meminta bagi hasil 10%, maka nanti, apabila Bagus sukses berkembang dan menjadi pemain yang diminati klub lain, kemudian utrecht menjualnya dengan harga yang lumayanan besar, Barito pun akan mendapat 10% dari keuntungan transfer tersebut.

Memang itu semua hanya kemungkinan, akan tetapi masih mending ada kemungkinan mendapat keuntungan, daripada hanya melepas gratis.

Demikian opini dari saya, mohon maaf apabila ada kata kata yang kurang pas dan menyinggung, apabila anda punya opini lain dapat disampaikan di kolom komentar. Terima Kasih.

No comments:

Post a Comment